• Skip to main content
Feminax_Logo
  • Tentang Feminax
  • Mitos/Fakta
  • Testimoni
  • Pereda Nyeri Haid
  • Lancar Haid
  • Blog
  • Konimex Store
  • Tentang Feminax
  • Mitos/Fakta
  • Testimoni
  • Pereda Nyeri Haid
  • Lancar Haid
  • Blog
  • Konimex Store
Konimex Store

Artikel

Apa Arti Warna dan Konsistensi Darah Haid?

September 14, 2023 by Admin Crea Feminax Leave a Comment

Feminax_Apa-Arti-Warna-dan-Konsistensi-Darah-Haid

Warna dan konsistensi darah haid bisa kasi petunjuk tentang kesehatanmu lho, bestie. Secara umum, darah haid yang normal berwarna merah terang atau merah muda. Tapi tahukah kamu kalau darah menstruasi ada beberapa warna dan konsistensi. Mulai dari yang berserat, menggumpal, hingga encer seperti darah pada umumnya. Selain itu, ada juga warna darah dari yang merah muda hingga hitam pekat. Di artikel kali ini, Femii akan share arti dari warna dan konsisitennya. Baca sampai habis ya, bestie.

 

Warna Darah Haid

Warna darah menstruasi dapat bervariasi dari satu siklus ke siklus lainnya, dan ini seringkali merupakan hal yang normal. Berikut ini adalah beberapa warna yang perlu kamu perhatikan:

Merah Muda

Darah menstruasi yang muncul awal atau mendekati akhir siklus bisa berwarna merah muda, menunjukkan rendahnya kadar estrogen. Darah merah muda yang keluar mungkin juga adalah lokia, yaitu darah nifas yang umumnya keluar selama beberapa waktu setelah wanita melahirkan.

Merah Gelap

Seiring berjalannya menstruasi, warna darah haid bisa berubah menjadi merah tua atau coklat. Ini adalah tanda bahwa darah telah teroksidasi atau tercampur dengan lendir serviks. Perubahan ini biasanya normal dan menunjukkan bahwa siklus menstruasi berjalan dengan baik.

Merah Menyala

Pada awal menstruasi, darah biasanya berwarna merah terang yang kemudian memudar. Namun, jika merah menyala berlanjut, ini bisa menandakan infeksi, seperti gonorrhea, atau gejala fibroids, bahkan bisa jadi tanda awal kehamilan.

Darah Cokelat

Warna cokelat bisa terjadi jika kadar progesteron rendah, menunjukkan bahwa siklus menstruasi akan berakhir.

Oranye

Warna yang cenderung oranye perlu diwaspadai karena bisa mengindikasikan infeksi bakteri atau infeksi menular seksual. Konsultasikan dengan dokter untuk penanganan medis yang tepat.

 

Konsistensi Darah Haid

Selain warna, konsistensi darah haid juga bisa bervariasi. Ada empat jenis konsistensi yang bisa jadi patokan kesehatan tubuh kita:

Cair

Darah haid yang cair atau encer adalah hal yang normal pada awal dan akhir menstruasi. Hal ini memungkinkan darah untuk mengalir dengan lebih mudah.

Kental atau Berlumpur

Selama hari-hari puncak menstruasi, konsistensinya mungkin terasa lebih kental atau berlumpur. Ini adalah bagian normal dari proses menstruasi.

Gumpalan

Kamu mungkin melihat gumpalan-gumpalan kecil dalam darah haid. Ini juga biasanya normal dan terjadi ketika rahim melepaskan lapisan endometrium yang lebih tebal.

Patut Dikhawatirkan

Konsistensi yang sangat kental, seperti jelly, atau sangat tipis seperti air, perlu kamu perhatikan. Ini bisa menjadi tanda masalah kesehatan seperti gangguan pembekuan darah.

 

Kamu perlu ingat bahwa setiap perempuan berbeda, dan perubahan warna dan konsistensi darah haid dapat terjadi dari waktu ke waktu. Tapi, jika kamu mengalami perubahan yang signifikan, rasa nyeri yang hebat, atau gejala lain yang tidak biasa, sebaiknya konsultasi dengan dokter ya. Ini bisa bantu kamu memahami kondisi kesehatan dan memastikan bahwa semuanya berjalan dengan baik dalam siklus menstruasi kamu, bestie.

Filed Under: Artikel

Memahami Siklus Haid dan Peran Hormon dalam Tubuh Wanita

August 24, 2023 by Admin Crea Feminax Leave a Comment

Feminax_Memahami-Siklus-Haid-dan-Peran-Hormon-dalam-Tubuh-Wanita

Siklus haid adalah proses alami yang terjadi pada wanita setiap bulan. Proses ini melibatkan rangkaian perubahan hormon dan fisiologis yang terjadi secara berkala dalam tubuh wanita. Siklus ini dikendalikan oleh hormon-hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis dan ovarium. Hormon-hormon tersebut bekerja sama untuk mengatur pertumbuhan dan pelepasan sel telur dari ovarium, serta persiapan rahim untuk kehamilan.

Siklus haid dibagi menjadi empat fase:

 

Menstruasi: Fase Awal

Siklus haid dimulai dengan fase menstruasi, yaitu ketika endometrium atau lapisan dalam rahim yang mempersiapkan diri untuk menerima sel telur yang telah dibuahi pada siklus sebelumnya, mulai mengelupas dan dikeluarkan dari tubuh melalui vagina. Proses ini biasanya berlangsung selama 3-7 hari. Pada fase ini, kadar hormon estrogen dan progesteron menurun secara drastis, menyebabkan penolakan lapisan endometrium dan pendarahan.

 

Fase Folikuler: Persiapan Ovulasi

Setelah menstruasi berakhir, tubuh memasuki fase folikuler. Pada tahap ini, kelenjar pituitari di otak mengeluarkan hormon folikel-stimulasi (FSH) yang merangsang folikel-folikel di ovarium untuk memproduksi estrogen. Estrogen berperan penting dalam mempersiapkan rahim untuk menerima sel telur yang akan dilepaskan selama ovulasi. Selain itu, hormon ini juga membantu merangsang pertumbuhan folikel ovarium yang mengandung sel telur. Fase folikuler berlangsung sekitar 7-10 hari, tapi bisa bervariasi pada setiap wanita.

 

Ovulasi: Pelepasan Sel Telur

Ovulasi adalah fase pendek yang terjadi sekitar tengah siklus haid, biasanya sekitar hari ke-14 (dihitung dari hari pertama menstruasi). Pada saat ini, hormon luteinizing (LH) dari kelenjar pituitari meningkat tajam, memicu pelepasan sel telur yang matang dari folikel ovarium. Sel telur ini kemudian bergerak ke saluran tuba falopi, siap untuk dibuahi oleh sperma jika terjadi pembuahan. Ovulasi biasanya berlangsung selama 24-48 jam, dan ini adalah waktu yang paling subur bagi wanita untuk hamil.

 

Fase Luteal: Persiapan untuk Kehamilan

Setelah ovulasi, tubuh memasuki fase luteal. Ruptur folikel yang telah melepaskan sel telur tadi akan berubah menjadi korpus luteum, yaitu kumpulan sel yang menghasilkan hormon progesteron. Progesteron berperan dalam mempersiapkan rahim agar siap menerima sel telur yang dibuahi. Jika pembuahan terjadi, korpus luteum akan terus memproduksi progesteron untuk mendukung kehamilan. Namun, jika pembuahan tidak terjadi, korpus luteum akan mengalami penurunan hormon, dan fase luteal akan berakhir, memicu awal dari menstruasi dan dimulainya siklus haid yang baru.

 

Peran Hormon dalam Mengatur Siklus Haid

Siklus haid diatur oleh kompleksitas kerja hormon reproduksi dalam tubuh wanita. Hormon-hormon utama yang terlibat dalam mengatur siklus haid adalah estrogen, progesteron, FSH, dan LH. Estrogen diproduksi oleh folikel ovarium selama fase folikuler dan membantu mempersiapkan rahim untuk menerima sel telur yang telah matang. LH menginduksi ovulasi, yaitu pelepasan sel telur yang telah matang, dan mengubah folikel yang telah melepaskan sel telur menjadi korpus luteum selama fase luteal. Progesteron, yang diproduksi oleh korpus luteum, berperan dalam mempertahankan endometrium agar siap menerima embrio jika terjadi pembuahan.

Jadi, siklus haid ini bisa dibilang sebagai proses alami yang rumit dan penting bagi wanita. Fase menstruasi, folikuler, ovulasi, dan luteal bekerja bersama-sama dengan hormon estrogen, progesteron, FSH, dan LH untuk mengatur perubahan fisiologis dalam tubuh wanita setiap bulannya. Memahami siklus haid bisa membantu kamu dalam memahami kesehatan reproduksi, memprediksi waktu subur, dan merencanakan kehamilan dengan lebih baik.

Filed Under: Artikel

7 Tips Agar Lancar Haid untuk Kesehatan Reproduksi

July 26, 2023 by Admin Crea Feminax Leave a Comment

Feminax-7 Tips Agar Lancar Haid untuk Kesehatan Reproduksi

Setiap perempuan mengalami menstruasi, atau haid, secara berkala. Meskipun proses ini adalah hal yang alami dalam kehidupan seorang perempuan, tapi ga sedikit juga yang mengalami masalah terkait menstruasi yang tidak teratur atau tidak lancar. Haid yang tidak teratur dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi dan kehidupan sehari-hari secara keseluruhan. Di artikel kali ini Femii mau share 7 tips agar lancar haid. Baca sekarang yuk, bestie!

 

Pertahankan Pola Makan Seimbang

Makan makanan bergizi dan seimbang penting banget untuk menjaga kesehatan reproduksi dan kestabilan siklus haid. Pastikan kamu konsumsi makanan yang kaya serat, seperti sayuran hijau, buah-buahan, biji-bijian, dan sumber protein nabati. Hindari makanan olahan, makanan cepat saji, dan makanan tinggi lemak jenuh.

 

Olahraga Teratur

Aktivitas fisik teratur dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah, mengurangi stres, dan menjaga berat badan yang sehat. Melakukan olahraga aerobik seperti berlari, bersepeda, atau berenang dapat membantu menjaga keseimbangan hormon dan merangsang aliran darah ke organ reproduksi.

 

Manajemen Stres

Stres dapat mempengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh. Praktekkan teknik manajemen stres seperti meditasi, yoga, atau relaksasi otot untuk mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental. Menjaga pola tidur yang baik juga penting untuk mengurangi tingkat stres.

 

Hindari Rokok dan Alkohol

Merokok dan mengonsumsi alkohol dapat mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh dan mempengaruhi siklus menstruasi. Lebih baik untuk menghindari kebiasaan tersebut secara keseluruhan atau mengurangi konsumsinya secara signifikan.

 

Konsumsi Minuman Herbal

Coba konsumsi minuman herbal yang terbuat dari royal jelly, kencur, kunyit, jahe, daun sirih, dan asam jawa. Bahan-bahan tersebut dapat membantu melancarkan haid dan segarkan badan saat haid.

 

Cukupi Asupan Cairan

Pastikan tubuh terhidrasi dengan cukup minum air putih sangat penting untuk menjaga kesehatan reproduksi dan keseimbangan cairan dalam tubuh. Hindari minuman berkafein yang berlebihan, karena dapat mempengaruhi keseimbangan hormon.

 

Konsultasi dengan Dokter

Kalau kamu mengalami masalah menstruasi yang serius, penting untuk konsultasi dengan dokter atau spesialis kesehatan reproduksi. Dokter bisa membantu mendiagnosis penyebab ketidaklancaran haid dan memberikan pengobatan atau saran yang sesuai.

 

Tips di atas bisa meningkatkan kemungkinan haid yang lancar dan teratur. Tapi, perlu diingat kalau setiap tubuh itu unik, dan setiap individu mungkin memiliki kebutuhan dan kondisi yang berbeda.

 

Menstruasi yang lancar dan teratur merupakan tanda bahwa tubuh kita dalam kondisi sehat. Jaga keseimbangan gaya hidup dengan pola makan sehat, olahraga teratur, mengelola stres, dan berkonsultasi dengan dokter bila diperlukan. Semoga tips di atas bisa bermanfaat untuk menjaga kesehatan reproduksi dan kehidupan sehari-hari yang lebih baik. Tetap peduli dengan tubuh dan berikan perhatian yang tepat terhadap siklus menstruasimu ya, bestie.

Filed Under: Artikel

Penyebab Haid Tidak Lancar dan Dampaknya pada Kesehatan Perempuan

July 26, 2023 by Admin Crea Feminax Leave a Comment

Feminax_Penyebab Haid Tidak Lancar dan Dampaknya pada Kesehatan Perempuan

Menurut riset yang dilakukan oleh Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, haid tidak lancar dialami oleh lebih dari 13 persen perempuan di  Indonesia yang berusia 10-55 tahun. Siklus haid yang tidak teratur ini bisa menimbulkan kebingungan dan kekhawatiran bagi mereka yang mengalaminya. Dalam artikel ini, kita akan bahas penyebab umum haid tidak lancar dan dampaknya pada kesehatan perempuan.

 

Stres

Tekanan emosional dan fisik yang tinggi dapat mengganggu produksi hormon dalam tubuh, termasuk hormon yang terlibat dalam siklus haid. Akibatnya, siklus haid bisa menjadi tidak teratur atau bahkan terhenti.

 

Perubahan Berat Badan

Perubahan berat badan yang drastis, baik peningkatan maupun penurunan, dapat mempengaruhi siklus haid. Kelebihan berat badan atau obesitas dapat menghasilkan kadar hormon yang tidak seimbang, sedangkan kekurangan berat badan atau anoreksia dapat menghentikan produksi hormon yang diperlukan untuk menstruasi.

 

Pola Makan yang Tidak Sehat

Nutrisi yang tidak seimbang atau pola makan yang tidak sehat dapat mempengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh. Kekurangan nutrisi penting seperti zat besi, vitamin D, atau asam lemak omega-3 dapat mengganggu siklus menstruasi dan menyebabkan haid tidak lancar.

 

Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)

PCOS adalah gangguan hormonal yang umum terjadi pada perempuan usia reproduksi. Kondisi ini ditandai dengan pertumbuhan folikel yang tidak normal di dalam ovarium, yang mengganggu proses ovulasi dan dapat menyebabkan haid tidak teratur atau tidak datang sama sekali. Gejala lain yang sering terkait dengan PCOS adalah peningkatan produksi hormon laki-laki, gangguan kesuburan, dan pertumbuhan rambut yang berlebihan.

 

Gangguan Tiroid

Gangguan tiroid, seperti hipotiroidisme atau hipertiroidisme, dapat mempengaruhi siklus haid. Ketidakseimbangan hormon tiroid dapat menyebabkan haid menjadi tidak teratur, lebih jarang, atau lebih sering.

 

Menopause dan Perimenopause

Selama masa perimenopause dan menopause, perempuan mengalami perubahan hormon yang signifikan. Hal ini dapat menyebabkan siklus haid menjadi tidak teratur atau bahkan berhenti sama sekali.

 

Dampak Haid Tidak Lancar

Dampak haid tidak lancar pada kesehatan perempuan dapat bervariasi tergantung pada penyebab dan keparahannya. Beberapa dampak yang mungkin terjadi adalah:

  • Ketidaknyamanan fisik seperti nyeri perut yang intens, kram, atau sakit punggung selama haid.
  • Ketidakpastian dan kecemasan mengenai waktu haid yang tidak teratur atau tidak terjadinya haid.
  • Masalah kesuburan bagi wanita yang ingin hamil, karena sulit untuk mengidentifikasi masa subur yang tepat.
  • Risiko peningkatan terjadinya kondisi kesehatan yang mendasari, seperti PCOS atau gangguan tiroid.

 

Penting untuk tahu penyebab haid tidak lancar dan kamu bisa konsultasi dengan profesional medis jika mengalami gangguan menstruasi yang berkepanjangan ya. Pemeriksaan medis dapat membantu menentukan penyebab yang mendasarinya dan merencanakan langkah-langkah pengelolaan yang tepat lho, bestie.

Filed Under: Artikel

Memahami Perbedaan PMS dan Dismenore serta Cara Mengatasinya

June 22, 2023 by Admin Crea Feminax Leave a Comment

Feminax_Memahami-Perbedaan-PMS-dan-Dismenore-serta-Cara-Mengatasinya

PMS (premenstrual syndrome) dan dismenore adalah dua kondisi yang seringkali terkait dengan siklus menstruasi pada perempuan. Meskipun keduanya dapat mempengaruhi fisik dan emosional, ada perbedaan penting antara keduanya. Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan antara PMS dan dismenore, gejalanya, serta beberapa tips untuk mengatasinya. Baca sekarang yuk, bestie!

 

PMS (Premenstrual Syndrome)

PMS merujuk pada sekelompok gejala fisik dan emosional yang muncul beberapa hari hingga satu minggu sebelum menstruasi. Gejala PMS dapat meliputi perubahan mood, kelelahan, nyeri payudara, kembung, sakit kepala, dan perubahan nafsu makan. PMS umumnya disebabkan oleh fluktuasi hormon dalam siklus menstruasi. Gejala PMS cenderung mereda setelah menstruasi dimulai.

 

Dismenore

Dismenore adalah istilah medis untuk menstruasi yang disertai dengan nyeri hebat di daerah panggul atau perut bagian bawah. Nyeri yang terkait dengan dismenore bisa bervariasi dari ringan sampai parah, dan sering disertai dengan kram perut yang hebat dan menjalar ke punggung bagian bawah. Dismenore dapat disebabkan oleh kontraksi rahim yang kuat dan peningkatan kadar prostaglandin dalam tubuh. Gejala dismenore biasanya muncul pada hari-hari awal menstruasi dan mereda seiring berjalannya siklus.

 

Perbedaan PMS dan Dismenore

Perbedaan utama antara PMS dan dismenore terletak pada gejalanya. PMS melibatkan gejala fisik dan emosional yang lebih luas, sementara dismenore terutama terkait dengan nyeri menstruasi yang intens.

 

Gejala Premenstrual Syndrome

  1. Perubahan Mood
    Wanita yang mengalami PMS seringkali mengalami perubahan mood yang signifikan. Mereka bisa merasa mudah tersinggung, sedih, cemas, atau mudah marah. Fluktuasi hormon seperti penurunan kadar estrogen dapat memengaruhi neurotransmiter di otak dan mempengaruhi suasana hati.
  2. Kelelahan
    Merasa lelah atau lesu adalah gejala umum yang seringkali terjadi selama PMS. Wanita dapat mengalami penurunan energi, kelelahan yang berlebihan, dan keinginan untuk beristirahat lebih banyak.
  3. Nyeri Payudara
    Banyak wanita mengalami nyeri atau sensitivitas pada payudara selama PMS. Payudara bisa terasa lebih besar, lebih sensitif, atau terasa nyeri saat disentuh.
  4. Kembung
    PMS seringkali disertai dengan perut kembung atau rasa tidak nyaman di area perut. Wanita dapat merasa bengkak dan berat di daerah perut atau pinggang.
  5. Sakit Kepala
    Beberapa wanita mengalami sakit kepala selama PMS. Ini bisa menjadi jenis sakit kepala tegang yang ringan hingga sakit kepala migrain yang parah.
  6. Perubahan Nafsu Makan
    Perubahan nafsu makan juga sering terjadi selama PMS. Beberapa wanita mengalami peningkatan nafsu makan, terutama untuk makanan manis atau berlemak, sementara yang lain kehilangan nafsu makan.
  7. Gangguan Tidur
    PMS dapat mempengaruhi pola tidur. Beberapa wanita mengalami kesulitan tidur, seperti insomnia atau tidur yang terganggu.

 

Gejala Dismenore

  1. Nyeri Menstruasi
    Nyeri menstruasi yang intens atau dismenore adalah gejala utama. Wanita dengan dismenore biasanya mengalami nyeri perut bagian bawah yang terasa seperti kram. Nyeri dapat menjalar ke punggung bagian bawah atau paha.
  2. Kram yang Hebat
    Kram perut yang kuat dapat menyertai nyeri menstruasi pada dismenore. Ini bisa menjadi kram yang tajam dan berdenyut, yang dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
  3. Mual dan Muntah
    Beberapa wanita dengan dismenore mengalami gejala mual dan bahkan muntah selama menstruasi. Hal ini disebabkan oleh peningkatan kadar prostaglandin, zat kimia yang mempengaruhi kontraksi rahim.
  4. Diare atau Sembelit
    Perubahan pola buang air besar seperti diare atau sembelit dapat terjadi selama dismenore. Prostaglandin juga dapat memengaruhi saluran pencernaan, menyebabkan gangguan pencernaan selama menstruasi.
  5. Sakit Kepala
    Nyeri kepala atau migrain juga bisa menyertai dismenore pada beberapa wanita. Sakit kepala ini bisa disebabkan oleh perubahan hormonal dan ketegangan fisik yang terkait dengan kram menstruasi.

 

Tips Mengatasi PMS dan Dismenore

Meskipun ada beberapa gejala yang sama antara PMS dan Dismenore, tapi mereka adalah dua kondisi berbeda dan perlu pendekatan yang sedikit berbeda dalam mengatasinya.

Mengatasi PMS

  1. Pola makan sehat
    Menerapkan pola makan sehat dengan makanan bergizi, rendah garam, rendah gula, dan tinggi serat dapat membantu mengurangi gejala PMS.
  2. Olahraga teratur
    Berolahraga secara teratur dapat merangsang produksi endorfin yang dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi gejala PMS.
  3. Mengelola stres
    Praktik teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam dapat membantu mengurangi stres dan ketegangan yang terkait dengan PMS.
  4. Tidur yang cukup
    Memastikan Anda mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas dapat membantu menjaga keseimbangan hormon dan mengurangi gejala PMS.
  5. Manajemen emosi
    Menerapkan teknik manajemen emosi seperti terapi perilaku kognitif atau konseling dapat membantu mengatasi gejala emosional yang terkait dengan PMS.

 

Mengatasi Dismenore

  1. Obat pereda nyeri
    Menggunakan obat pereda nyeri seperti ibuprofen dapat membantu mengurangi nyeri dan kram yang terkait dengan dismenore.
  2. Pemanasan
    Mengaplikasikan kompres hangat atau botol air hangat pada area perut dapat membantu meredakan ketegangan dan nyeri.
  3. Olahraga ringan
    Melakukan olahraga ringan atau aktivitas fisik yang disesuaikan dengan tingkat kenyamanan Anda dapat membantu mengurangi nyeri dan meningkatkan sirkulasi darah.
  4. Pemijatan
    Pemijatan ringan pada area perut atau punggung bagian bawah dapat membantu mengurangi ketegangan dan nyeri.
  5. Terapi panas atau dingin
    Penggunaan terapi panas atau dingin seperti mandi air hangat atau kompres dingin dapat memberikan bantuan sementara untuk nyeri.

 

Dalam mengatasi PMS dan dismenore, penting untuk memahami perbedaan setiap gejalanya. Setiap individu dapat merespons dengan cara yang berbeda, jadi penting untuk mencari cara yang paling cocok untuk kebutuhanmu. Dengan memahami perbedaan antara PMS dan dismenore serta mengadopsi strategi yang tepat, kita dapat mengatasi kedua kondisi ini dengan lebih baik.

Filed Under: Artikel

Lawan PMS : Strategi Ampuh Mengatasi Gejala Sebelum Menstruasi

June 8, 2023 by Admin Crea Feminax Leave a Comment

Feminax_Lawan-PMS-Strategi-Ampuh-Mengatasi-Gejala-Sebelum-Menstruasi

Menurut data dari Women’s Health, sekitar 90 persen perempuan pernah mengalami PMS atau Pre-Menstrual Syndrome. PMS adalah serangkaian gejala yang umum terjadi pada perempuan sekitar 1-2 minggu sebelum hari pertama menstruasi setiap bulannya. Gejalanya dapat bervariasi pada tiap perempuan, mulai dari gejala fisik hingga emosional. Yuk kita kenali penyebab, gejala, dan tips mengatasinya di artikel ini, bestie!

 

Penyebab Premenstrual Syndrome

Sampai saat ini, penyebab PMS belum diketahui secara pasti. Tapi, ada beberapa faktor  yang bisa memicu, di antaranya:

  1. Perubahan hormon
    Peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron pada perempuan bisa mempengaruhi neurotransmiter di otak, yang akhirnya menyebabkan gejala fisik dan emosional.
  2. Perubahan zat kimia di otak
    Berkurangnya serotonin (zat kimia di otak yang mengatur suasana hati) dapat menyebabkan perubahan emosi, seperti rasa gelisah yang berlebihan.

 

Gejala Premenstrual Syndrome

Gejala PMS meliputi perubahan fisik, perilaku, dan emosi yang dapat bervariasi dari ringan hingga parah. Gejala ini sering muncul beberapa hari hingga satu minggu sebelum menstruasi.

Beberapa gejala fisik yang umum terjadi diantaranya:

  • Nyeri payudara
  • Berat badan bertambah
  • Sakit kepala
  • Tangan atau kaki membengkak
  • Nyeri otot
  • Kram perut
  • Perut kembung
  • Muncul jerawat
  • Diare atau malah sembelit

Gejala perubahan perilaku yang sering terjadi meliputi:

  • Mudah lupa
  • Kelelahan
  • Sulit konsentrasi
  • Nafsu makan meningkat

Sementara itu, perubahan emosi yang dapat terjadi ketika PMS, yaitu:

  • Mudah marah
  • Menangis tanpa penyebab
  • Gelisah yang berlebihan
  • Insomnia
  • Gairah seks meningkat
  • Depresi

 

Tips Mengatasi PMS

Meskipun PMS ga bisa dihindari sepenuhnya, ada beberapa tips untuk mengurangi gejalanya. Ini beberapa cara yang bisa kamu coba ya, bestie:

  • Terapkan pola makan sehat dengan konsumsi makanan bergizi, rendah garam, dan rendah gula.
  • Olahraga secara teratur untuk mengurangi ketegangan dan meningkatkan produksi endorfin.
  • Mengelola stres dengan melakukan aktivitas relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam.
  • Mendapatkan cukup tidur (7-9 jam per hari) yang berkualitas untuk menjaga keseimbangan hormonal.
  • Gunakan teknik manajemen emosi seperti terapi perilaku kognitif atau konseling untuk membantu mengatasi gejala emosional.
  • Tidak merokok dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol

 

PMS adalah kondisi yang umum terjadi pada perempuan, tapi, setiap individu bisa mengalami gejala yang berbeda. Penting banget buat kamu untuk memahami dan mengenali gejala yang muncul, serta mencari cara yang sesuai untuk mengatasi PMS secara pribadi ya bestie.

Filed Under: Artikel

  • Go to page 1
  • Go to page 2
  • Go to Next Page »

Follow juga Femii di media sosial ya, bestie!

Selain info update soal Feminax, di sana kita bisa ngobrol lebih banyak soal menstruasi dan berbagai hal seru untuk perempuan aktif seperti kita ini, bestie.

Copyright © 2023 Feminax. All right reserved.

Follow juga Femii di media sosial ya, bestie!

Selain info update soal Feminax, di sana kita bisa ngobrol lebih banyak soal menstruasi dan berbagai hal seru untuk perempuan aktif seperti kita ini, bestie.

Copyright © 2023 Feminax. All right reserved.